Sahabat ( Kata-kata Tentang Hidup Kita )

Tahukah kalian apakah arti sahabat sesungguhnya?

Sahabat bukan sekedar orang yang dekat dengan kita.

Sahabat bukan sekadar teman.

Tahukah kalian perbedaan teman dan sahabat?

Teman hanyalah orang yang kita ketahui luarnya dan sebagai teman bermain.

Lalu sahabat?

Sahabat adalah teman yang paling berharga.

Sahabat adalah teman tempat bercerita, tertawa, berbagi rahasia, dan selalu disamping kita.

Sahabat selalu memperhatikan kita.

Sementara teman?

Teman yang terkadang mendiamkan kita,

yang kadang kita bilang 'hai' tidak menjawab,

dan saat kita panggil kadang tak menoleh,

bukan sahabat.

Mereka bukan sahabat, tapi hanya orang untuk kita bermain.

Sahabat adalah orang yang selalu mempedulikan, bermain, dan menerima kita apa kadarnya.

#Saya menulis ini setelah saya merasa seorang sahabat saya sibuk dengan teman barunya. Kini, saya hanya mempunyai 2 orang sahabat, yang mau tertawa dengan saya.

Prologue of The Highest Dream ( English )

This story is come from K-Drama serial in television, Dream High 1 and Dream High 2. I write this story because I like storyline of that serial. The Highest Dream like an Dream High, but had very much difference between the two series.

The Highest Dream tells the story of four girls who came from four states away. In their country, art is not recognized. They go to a place very famous, South Korea. They want to realize their dreams. However, only a school that hated one of them is willing to accept. At the audition, only one entry.

Then, what about the losers? The Highest Dream will be published every day. For those who want to read, please comment on the words love, love, do not really like, dislike, and hate. I accept all criticism.

If you not understand English, you can read the Indonesian.

Sendiri

Tangisan itu makin dalam.

Makin dalam.

Dalam.

Tangis kecil itu.

Menyentuh kalbu.

Sendiri.

Sendiri.

Menangis di tepian laut.

Meneteskan air mata ke tanah.

Air mata bening itu.

Membasahi tanah.

Menembus laut.

Saat tangisan kecil itu terhenti.

Sendiri duduk.

Menggambari pasir.

Menyentuh pasir dengan tangan kecilnya.

Sendiri duduk.

Memainkan air.

Menyibak air dengan tangan mungilnya.

Tangisan kecil itu semakin dalam.

Tak berhenti sampai akhir waktu.

Kelabu di Langit Krakatau

langit kelabu muncul

di gunung kraratau

saat asap kelabu mulai tampak di sana

tangan-tangan kecil menengadahkan tangan

 berharap kenangan pahit itu tidak terjadi lagi

dua puluh sembilan tahun lalu

ledakan besar yang

meninggalkan kenangan pahit

di kaki gunung krakatau

kini

kenangan pahit itu muncul kembali

sebagai kenyataan pahit

semoga

kenangan itu takkan ada lagi

agar mimpi buruk itu

tidak lagi menjadi kenyataan

yang menjadi kenangan pahit

Rima

  PLUK! PLUK!

Penghapus-penghapus warna-warni yang sudah dipotong ber-"terbangan" di langit langit kelas kami. Ini kebiasaan kami saat sekolah selesai dikelas. Kali ini sasaranku Rima. Rima adalah anak yang paling susah di kelas 6A ini.

 PLUK! PLUK!

Rima mengambil potongan penghapus itu sambil menangis. Memang, yang kugunakan itu penghapusnya. Rima juga tahu.

  "Cengeng amat sih! Penghapus gituan, kan murah! Paling 500 perak dapet!" kataku meneriakinya. Disusul gelak tawa lainnya.

  Rima memasukkan potongan kecil itu ke kotak pensil lusuhnya, lalu berlari keluar kelas.

  "Aih, cengeng amat, ya Tara!" seru Diva padaku. Kami tertawa lagi.

  Esoknya, ada ulangan mendadak. Tadi pagi, aku terburu-buru karena hampir telat.

  Saat Bu Feni masuk, aku mencari-cari kotak pensil boneka anak kecil membawa tas-ku di tas. Tapi, tidak ada sama sekali.

  "Bu, aku ngga bawa pensil..." kataku.

  "Anak-anak, siapa yang mau meminjamkan alat tulis ke Tara?" tanya Bu Feni. Semua anak hanya membawa satu pensil dan penghapus.

  "Saya bu!" seru Rima tiba-tiba.

  Rima meminjamkan pensil yang berlapis bambu dan potongan penghapus miliknya. Itu kan, penghapus dan pensil yang kulempar-lempar ke selokan kemarin!

  Aku malu melihat kesederhanaan Rima. Kalau aku, beli sebentar, langsung kubuang.

  Esoknya, aku minta maaf dengan Rima. Aku akan meniru Rima dari sekarang!

Saat Hidupmu Terlihat Sulit untuk Dilalui...

Diatas sebuah meja, terdapat dua gelas cangkir, sebuah toples, sebuah kotak, sekantong kelereng, bola tenis, dan sebuah mesin kopi panas.

Seorang profesor wanita memasukkan sekantong kelereng ke sebuah toples hingga penuh.

"Apakah ini penuh?" tanyanya.

"YA!" jawab muridnya.

Lalu profesor itu memasukkan bola-bola tenis kesebuah kotak.

"Apakah ini penuh?" tanyanya.

"YA!" jawab muridnya.

Lalu, ia menuangkan masing-masing setengah gelas kopi ke dua buah cangkir.

"Apakah ini penuh?" tanyanya.

"TIDAK!" jawab muridnya.

"Apa artinya, profesor?" tanya salah satu muridnya.

"Kalian lihat semuanya penuh? Artinya adalah, sesulit apapun hidupmu, sejenuh apapun hidupmu, apakah kalian masih punya sahabat yang menemani? Sesulit apapun hidupmu, masih ada kopi panas yang bisa dibagi dengan sahabat," jawab profesor itu tersenyum.

-0oDari Berbagai Sumbero0-